Jumat, 29 Juli 2016

Kerja Di Garment

Di siang itu, hujan turun tiada henti-hentinya. Aku tak bisa mengurungkan niatku untuk pergi ke kabupaten semarang. Tekatku sudah bulat untuk mengadu nasib di Ibukota. Sudah dua bulan aku menjadi pengangguran, gaji terakhirku sudah habis dibelanjakan untuk makan sehari-hari. Bapak adalah satu-satunya tulang punggung keluarga, Ibuku mencari makan ternak setiap harinya, Adikku menjadi penjahit rumahan yang masih sedikit penghasilannya, sedangkan aku hanya bisa berdiam diri di rumah. Gelar sarjanaku tidak bisa menjaminku untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Tabunganku sisa 1.500.000 setelah aku gunakan untuk membayar ujian dan wisuda. Uang itu aku gunakan untuk membeli sepeda motor, kekurangannya ditambahi bapak.
Sebelumnya aku mendapat tawaran kerja di koperasi milik tetanggakku, tapi aku harus membayar jaminan sebanyak 10jt. Dari manakah aku harus mendapatkan uang sebanyak itu? Akhirnya aku menolak tawaran tersebut. Aku sudah mendapat banyak info lowongan kerja baik dari internet maupun media massa dsbg. Aku sudah mencoba ke mana-mana, mulai dari sekolahan, pegadaian, koperasi dll, tak satupun panggilan yang aku dapatkan. S1 tidak bisa aku andalkan. Akhirnya aku melamar kerja di perusahaan garment.
Aku pergi ke semarang bareng sama pacarku, mas Herman. Kebetulan dia juga kerja di semarang. Aku naik bis dari pati jam 3 sore, sampai di semarang jam 5 lebih, aku belum sholat ashar. Aku mencoba menghubungi seorang teman yang tinggal di semarang, lebih tepatnya bukan teman, tapi teman dari seorang teman. Aku bahkan tidak mengenalnya, aku hanya mengenalnya lewat BBM saja. Aku minta tolong agar diijinkan menginap 1 malam di kosnya. Aku tidak bisa melanjutkan perjalananku ke semarang karna hari sudah gelap. Pacarku melanjutkan perjalanannya ke banyumanik setelah aku bertemu dengan Mintik (Anita). Keesokan harinya aku melanjutkan perjalananku.
Mintik, teman baru yg aku kenal di semarang, dia kuliah di UNISSULA. Dia mengantarkanku sampai ke jalan raya, aku menunggu bis jurusan solo sampai ke tempat tujuanku. Dengan modal nekat, aku yg tidak ada pengalaman sama sekali di kota semarang, memberanikan diri naik bis  sendirian. Dari awal aku berniat bekerja di PT SUMBIRI, aku minta petunjuk sama mbak indri mengenai arah dan lokasinya. Aku mengenalnya juga lewat medsos, tidak banyak yg aku ketahui darinya, tapi aku berusaha mempercayainya. Aku disuruh berhenti di pertigaan setelah RS KEN SARAS, jalan raya tegal panas. Tapi setelah RS aku melihat banyak pertigaan. Aku jadi bingung dan nyasar. Aku nyasar 2km lebih dari tempat tujuan, pengen nangis, tp menangispun tak ada gunanya.
Aku diturunkan di pinggir jalan, disuruh naik angkutan warna biru, namanya orang gak tau jalan.... alhasil aku kelantur, nyasar lagi. Naik angkutan lagi warna merah, masih kelantur juga. Akhirnya aku nanya sama Ibi-Ibu di pinggir jalan, Beliau malah mau menolongku naik angkutan dan menunjukkan alamat yg aku cari. Sesampainya di pertigaan tegal panas, aku mencari makan dulu, dari tadi pagi aku belum sarapan. Aku takut muntah kalo perutku terisi makanan. Setelah makan, aku bertanya lagi pada Ibu-Ibu pemilik warung mengenai pabrik yg aku cari  tersebut. Beliau malah mengantarkanku ke depan gerbang pabrik yg aku cari. Aku merasa banyak sekali pertolongan yang aku dapatkan di kota ini.
Aku melamar pake ijasah S1. Aku tidak malu karena aku memperoleh gelar tersebut dengan jerih payahku sendiri. Aku melamar sebagi operator sewing, aku merasa belum ahli dalam menjahit sehingga aku masih perlu banyak belajar. Aku masuk di PT SUMBIRI gratis tanpa biaya sepeserpun. Jum’at itu aku mulai training, barang bawaanku masih ada dalam tas ranselku. Aku menitipkannya di pos satpam. Jam 3 sore aku keluar dari pabrik. Aku ditemani teman baruku, Riwa unruk mencari tempat kos. Aku bertemu mbak Ndut (dwi), dia yg menunjukkan kos kepadaku. Kebetulan di tempat kosnya masih banyak kamar yg kosong. Aku satu kamar bersama Yuli, kebetulan dia juga orang Pati.
 
Di semarang, aku bunya banyak teman baik di kos maupun di pabrik. Di kos ada Yuli (Cluwak), mbak Ella (Pekalongan), mbk Rusmi (Purwodadi), mbk Arik dan mbk Dwi (Pemalang). Mereka adalah teman yang baik, saling menolong satu sama lain. Sedangkan di pabrik, aku punya teman di Line 9 yg dipimpin oleh foreman mbk Endang, ADM mbk Marti, Dwi sbg QC dan teman-teman yang konyol di bagian seweing. Bagian ngobras ada mbak Wahyu, mbk Yuz dan Bu Sol, mbk Tutik bagian bartek, Ayuk bagian pasang elastis, mbk Ambar, Nurul bagian jarum satu, mbk Uun dan mbk muji bagian interlock, mbk har bagian rimbas, mbk ros bagian zigzag dan mbk Siti bagian buang benang.
Tidak lama aku berkerja di garment, aku diputus kontrak sampe 3 bulan. Akhirnya aku berhenti kerja di pabrik garment.

7 komentar:

  1. Perjuangannya mengharukan walau kerjanya cuma 3 bulan ..

    BalasHapus
  2. Waktu tes seleksi di pt sumbiri apa saja tesnya kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lupa deh, yg paling berkesan tes mata. Sampe akhirnya aq tau kalo mataku minus 🙈🙈🙈

      Hapus
  3. Ijazah s1 sayang sekali kalo level operator mba...

    BalasHapus
  4. Saya yakin,siapapun yang pernah bekerja di PT MAS sumbiri adalah orang2 pekerja keras,termasuk km mbak... semangatt!

    BalasHapus