Kerja Di Garment
Di siang
itu, hujan turun tiada henti-hentinya. Aku tak bisa mengurungkan niatku untuk
pergi ke kabupaten semarang. Tekatku sudah bulat untuk mengadu nasib di Ibukota.
Sudah dua bulan aku menjadi pengangguran, gaji terakhirku sudah habis
dibelanjakan untuk makan sehari-hari. Bapak adalah satu-satunya tulang punggung
keluarga, Ibuku mencari makan ternak setiap harinya, Adikku menjadi penjahit
rumahan yang masih sedikit penghasilannya, sedangkan aku hanya bisa berdiam
diri di rumah. Gelar sarjanaku tidak bisa menjaminku untuk mendapatkan
pekerjaan yang layak. Tabunganku sisa 1.500.000 setelah aku gunakan untuk
membayar ujian dan wisuda. Uang itu aku gunakan untuk membeli sepeda motor,
kekurangannya ditambahi bapak.
Sebelumnya
aku mendapat tawaran kerja di koperasi milik tetanggakku, tapi aku harus
membayar jaminan sebanyak 10jt. Dari manakah aku harus mendapatkan uang
sebanyak itu? Akhirnya aku menolak tawaran tersebut. Aku sudah mendapat banyak
info lowongan kerja baik dari internet maupun media massa dsbg. Aku sudah
mencoba ke mana-mana, mulai dari sekolahan, pegadaian, koperasi dll, tak
satupun panggilan yang aku dapatkan. S1 tidak bisa aku andalkan. Akhirnya aku
melamar kerja di perusahaan garment.
Aku
pergi ke semarang bareng sama pacarku, mas Herman. Kebetulan dia juga kerja di
semarang. Aku naik bis dari pati jam 3 sore, sampai di semarang jam 5 lebih,
aku belum sholat ashar. Aku mencoba menghubungi seorang teman yang tinggal di
semarang, lebih tepatnya bukan teman, tapi teman dari seorang teman. Aku bahkan
tidak mengenalnya, aku hanya mengenalnya lewat BBM saja. Aku minta tolong agar
diijinkan menginap 1 malam di kosnya. Aku tidak bisa melanjutkan perjalananku
ke semarang karna hari sudah gelap. Pacarku melanjutkan perjalanannya ke
banyumanik setelah aku bertemu dengan Mintik (Anita). Keesokan harinya aku melanjutkan
perjalananku.
Mintik,
teman baru yg aku kenal di semarang, dia kuliah di UNISSULA. Dia mengantarkanku
sampai ke jalan raya, aku menunggu bis jurusan solo sampai ke tempat tujuanku.
Dengan modal nekat, aku yg tidak ada pengalaman sama sekali di kota semarang,
memberanikan diri naik bis sendirian.
Dari awal aku berniat bekerja di PT SUMBIRI, aku minta petunjuk sama mbak indri
mengenai arah dan lokasinya. Aku mengenalnya juga lewat medsos, tidak banyak yg
aku ketahui darinya, tapi aku berusaha mempercayainya. Aku disuruh berhenti di
pertigaan setelah RS KEN SARAS, jalan raya tegal panas. Tapi setelah RS aku
melihat banyak pertigaan. Aku jadi bingung dan nyasar. Aku nyasar 2km lebih
dari tempat tujuan, pengen nangis, tp menangispun tak ada gunanya.
Aku
diturunkan di pinggir jalan, disuruh naik angkutan warna biru, namanya orang
gak tau jalan.... alhasil aku kelantur, nyasar lagi. Naik angkutan lagi warna
merah, masih kelantur juga. Akhirnya aku nanya sama Ibi-Ibu di pinggir jalan,
Beliau malah mau menolongku naik angkutan dan menunjukkan alamat yg aku cari.
Sesampainya di pertigaan tegal panas, aku mencari makan dulu, dari tadi pagi
aku belum sarapan. Aku takut muntah kalo perutku terisi makanan. Setelah makan,
aku bertanya lagi pada Ibu-Ibu pemilik warung mengenai pabrik yg aku cari tersebut. Beliau malah mengantarkanku ke
depan gerbang pabrik yg aku cari. Aku merasa banyak sekali pertolongan yang aku
dapatkan di kota ini.
Aku
melamar pake ijasah S1. Aku tidak malu karena aku memperoleh gelar tersebut
dengan jerih payahku sendiri. Aku melamar sebagi operator sewing, aku merasa
belum ahli dalam menjahit sehingga aku masih perlu banyak belajar. Aku masuk di
PT SUMBIRI gratis tanpa biaya sepeserpun. Jum’at itu aku mulai training, barang
bawaanku masih ada dalam tas ranselku. Aku menitipkannya di pos satpam. Jam 3
sore aku keluar dari pabrik. Aku ditemani teman baruku, Riwa unruk mencari
tempat kos. Aku bertemu mbak Ndut (dwi), dia yg menunjukkan kos kepadaku.
Kebetulan di tempat kosnya masih banyak kamar yg kosong. Aku satu kamar bersama
Yuli, kebetulan dia juga orang Pati.
Di
semarang, aku bunya banyak teman baik di kos maupun di pabrik. Di kos ada Yuli
(Cluwak), mbak Ella (Pekalongan), mbk Rusmi (Purwodadi), mbk Arik dan mbk Dwi
(Pemalang). Mereka adalah teman yang baik, saling menolong satu sama lain. Sedangkan
di pabrik, aku punya teman di Line 9 yg dipimpin oleh foreman mbk Endang, ADM
mbk Marti, Dwi sbg QC dan teman-teman yang konyol di bagian seweing. Bagian
ngobras ada mbak Wahyu, mbk Yuz dan Bu Sol, mbk Tutik bagian bartek, Ayuk
bagian pasang elastis, mbk Ambar, Nurul bagian jarum satu, mbk Uun dan mbk muji
bagian interlock, mbk har bagian rimbas, mbk ros bagian zigzag dan mbk Siti
bagian buang benang.
Tidak
lama aku berkerja di garment, aku diputus kontrak sampe 3 bulan. Akhirnya aku
berhenti kerja di pabrik garment.
Perjuangannya mengharukan walau kerjanya cuma 3 bulan ..
BalasHapus🤗 makasih sudah mau baca cerita saya
HapusWaktu tes seleksi di pt sumbiri apa saja tesnya kak
BalasHapusLupa deh, yg paling berkesan tes mata. Sampe akhirnya aq tau kalo mataku minus 🙈🙈🙈
HapusItu kenapa diputus kontrak mba?
BalasHapusIjazah s1 sayang sekali kalo level operator mba...
BalasHapusSaya yakin,siapapun yang pernah bekerja di PT MAS sumbiri adalah orang2 pekerja keras,termasuk km mbak... semangatt!
BalasHapus